Perawatan tersebut meliputi pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.
a) Pengaturan Air
Penjemuran Tambak Agar Steril
Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih. Pergantian air dilakukan secara teratur bersamaan dengan adanya air pasang. Caranya adalah dengan mengeluarkan setengah atau sepertiga bagian air tambak sebelum terjadi air pasang, kemudian diganti dengan air pasang yang baru sampai ketinggian air semula.
Pada saat setelah terjadi hujan, maka air di tambak perlu segera diganti, karena air hujan akan mengencerkan salinitas. Hal ini dapat membahayakan kehidupan ikan yang sedang dipelihara. Kemudian juga untuk menjaga salinitasnya agar tetap stabil dan baik (payau) diperlukan juga sumber air tawar, sumber air tawar bisa diperoleh dari air sungai.
b) Perawatan Pintu dan Pematang
Pintu Air yang Bersih, Membuat Ikan Lebih Betah Hidup
Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam tambak serta mencegah hilangnya benih. Demikian pula saringan di pintu tambak harus dibersihkan dengan sikat, untuk memudahkan dalam pertukaran air.
c) Pemupukan Susulan
Pemupukan Tambak dengan Pupuk Kompos
Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis (habis), segera dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha. Selain sebagai pupuk, dedak halus juga berfungsi sebagai makanan tambahan.
d) Pemberian Obat
Pemberian obat bertujuan untuk pengendalian hama dan penyakit. Hama tidak hanya menurunkan produksi bandeng tetapi juga merusak ekologi tambak. Menurut Antoni dan Wibowo (1996) hama digolongkan menjadi :
- Hama pemangsa, contohnya Ikan kakap, ikan bulan-bulanan, ikan keting, ikan kipper, ikan sembilang, dll.
- Hama penyaing, contohnya ikan belanak, ikan mujair, trisipan.
- Hama perusak, contohnya kepiting dan ular.
Untuk membrantas ikan liar seperti belanak, bronang, mujair, dan ikan-ikan buas digunakan akar tuba atau jenu yang mengandung rotene. Takaran pemakaian 4 – 6 kg akar dan setiap 1 Ha tambak. Sedangkan, untuk membrantas sifut (terutama trisipan) menggunakan brestan dengan takaran 1 kg/Ha.
Penyakit yang sering menyerang ikan bandeng yaitu pembusukan ekor/sirip. Vibriosis dan streptoccosis. Obat yang diberikan pada ikan yang terserang penyakit yaitu dengan pemberian antibiotik.
e) Makanan Tambahan
Pelet
Pemberian makanan tambahan dilakukan apabila keadaan makanan alami sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis makanan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan kira-kira 5% dari berat total tubuh per hari. Pemberian makanan dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
0 Komentar Rek:
Posting Komentar