Senin, 13 Oktober 2014

Produksi





   A) TEKNIK SARANA DAN PRASARANA
   Sarana Pokok :
Fasilitas pokok yang dimanfaatkan secara langsung untuk kegiatan produksi adalah kolam penampungan air tawar dan air laut, laboratorium basah, kolam pemeliharaan induk, kolam pemeliharaa larva, dan inkubasi telur serta bak pakan alami.



   Kolam Penampungan Air Tawar dan Air Laut.
Kolam penampungan air (reservoir) dibangun pada ketinggian sedemikian rupa sehingga air dapat didistribusikan secara gravitasi ke dalam bak-bak dan sarana lainnya yang memerlukan air (laut, tawar bersih). Sistim pipa pemasukkan dan pembuangan air perlu dibangun pada bak pemelihara induk, pemeliharaan larva, pemeliharan pakan alami, laboratorium kering dan basah serta saran lain yang memerlukan air tawar dan air laut serta udara (aerator). Laboratorium basah sebaiknya dibangun berdekatan dengan bangunan pemeliharaan larva dan bangunan kultur murni plankton serta diatur menghadap ke kultur masal plankton dan dilengkapi dengan sistim pemipaan air tawar, air laut dan udara.

   B) SELEKSI INDUK

Untuk meningkatkan mutu induk yang akan digunakan dalam proses budidaya maka induk yang akan digunakan harus dilakukan seleksi. Seleksi ikan bertujuan untuk memperbaiki genetik dari induk ikan yang akan digunakan. Oleh karena itu dengan melakukan seleksi ikan yang benar akan dapat memperbaiki genetik ikan tersebut sehingga dapat melakukan pemuliaan ikan. Tujuan dari pemuliaan ikan ini adalah menghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebut diperoleh dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas.
Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya. Ciri – cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.


   C) PEMELIHARAAN INDUK
Pembenihan diawali dengan penyediaan induk yang biasanya didapat dengan menangkapnya dari laut. Ikan bandeng termasuk jenis ikan yang heteroseksual. Namun demikian masih sulit untuk membedakan antara bandeng jantan dan betina. Ikan bandeng betina matang kelamin terlihat adanya tiga buah lubang pada daerah dubur, yaitu berturut-turut dari bagian depan adalah lubang pembuangan kotoran (dubur), lubang pengeluaran telur (genital pore) dan lubang pembuangan air seni (urinary pore). Sedangkan pada ikan bandeng jantan matang kelamin terlihat dua buah lubang saja yaitu yang depan lubang pembuangan kotoran dan yang belakang lubang pengeluaran air seni dan sperma (urogenital pore).
1) Di hatchery induk – induk dipelihara di dalam bak khusus dengan ketinggian air 1,5 m dan volume mencapai 20-30m3. Kepadatan mencapai 1 induk (ukuran 4-5 kg) untuk setiap 2m3.
2) Selama pemeliharaan dilakukan pengelolaan rutin yang mencakup :
3) - Pemberian pakan yang berupa pelet berkadar proten 25%, sebanyak 2-3 % dari bobot ikan per hari dan diberikan 3 kali.
4) - Untuk menjaga kualitas air, air laut dialirkan terus menerus menggunakan pompa dengan pergantian 100-150% per hari. Disamping itu secara rutin kotoran yang berkumpul di dasar disiphon.
5) Setelah induk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan budidaya, ikan dirangsang untuk mencapai kematangan gonad melalui implantasi pelet hormon yang mengandung hormon LHRH dan 17 alpha methyltestosteron (masing-masing 250 dan 200 mg).
6) Selama masa pemeliharaan secara teratur dilakukan pemeriksaan terhadap kematangan kelamin induk. Implantasi diulang setiap satu bulan sekali hingga ikan ikan mencapai kematangan kelamin. Kematangan kelamin tercapai setelah diameter telur mencapai lebih dari 750 mm.

   D)  TEKNIK PEMIJAHAN/PEMBENIHAN















Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan betina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan.
Induk yang telah matang gonad di pelihara dalam bak berbentuk bulat dengan kisaran volume 30 ton dengan kedalaman 2,5 meter dan bak sebaiknya ditutupi dengan jaring dan dihindarkan dari cahaya malam hari untuk mencegah induk keluar dari tangki. Bandeng memijah dengan pemijahan alami biasanya berlangsung pada malam hari, dimana induk jantan mengeluarkan sperma dan induk betina mengeluarkan telur sehingga pembuahan terjadi secara eksternal, telur yang telah terbuahi mengapung di permukaan


   E) PENETASAN TELUR
Telur bandeng yang dibuahi berwarna transparant, mengapung pada permukaan, sedangkan yang tidak terbuahi akan tenggelam dan berwarna putih keruh. Untuk mempermudah dalam hal pengumpulan terus, bak pemijahan dirancang dengan sistem pembuangan air permukaan. Selama ini inkubasi telur harus diaerasi dengan cukup sehingga terlur mencapai tingkat embrio dan sebelum di pindahkan, aerasi dihentikan.
Setelah telur dipanen dilakukan desinfeksi dalam larutan formain selama 10 – 15 menit untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau parasit.


   F) PEMELIHARAAN LARVA DAN BENIH

Air media pemeliharaan larva yang bebas dari pencemaran, suhu 27-310C salinitas 30 ppt, pH 8 dan oksigen 5-7 ppm diisikan ke dalam bak tidak kurang dari 100 cm yang sudah dipersiapkan dan dilengkapi sistem aerasi dan batu aerasi dipasang dengan jarak antara 100 cm (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010).
Larva umur 0-2 hari kebutuhan makanannya masih dipenuhi oleh kuning telur sebagai cadangan makanannya. Hari kedua setelah ditetaskan diberi pakan alami yaitu chlorella dan rotifera. Masa pemeliharaan berlangsung 21-25 hari saat larva sudah berubah menjadi nener. Pada hari ke nol telur-telur yang tidak menetes, cangkang telur larva yang baru menetas perlu disiphon sampai hari ke 8-10 larva dipelihara pada kondisi air stagnan dan setelah hari ke 10 dilakukan pergantian air 10% meningkat secara bertahap sampai 100% menjelang panen (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010).

Masa kritis dalam pemeliharaan larva biasanya terjadi mulai hari ke 3-4 sampai ke 7-8. Untuk mengurangi jumlah kematian larva, jumlah pakan yang diberikan dan kualitas air pemeliharan perlu terus dipertahankan pada kisaran optimal.

Setelah bandeng yang di budidayakan tersebut sudah lebih dari 3bulan atau lebih, tergantung keinginan pasar di sekitar tambak yang di budidayakan (disini tambak yang kami survey memakai patokan 4bulan) maka akan segera dipanen.

    G) PANEN ikan bandeng dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:


a. Panen selektif
yaitu dengan cara mengeringkan/ membuang air dari tambak sebanyak 70 % kemudian
menyeser ikan dengan jaring kemudian ikan disortir/ dipilih yang dipanen adalah ikan yang besar atau ikan telah memenuhi ukuran yang diharapkan lalu dijual kepasar atau pedagang

b. Panen total
yaitu panen yang dilakukan serentak atau sekaligus yang besar maupun yang kecil semuanya dipanen dan dijual kepasar atau kepada pedagang ikan.

0 Komentar Rek:

Posting Komentar